Meskipun Demam Zika yang diakibatkan oleh Infeksi Virus Zika bukanlah penyakit yang mematikan, namun saat ini Infeksi Virus Zika perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS) pada penderitanya. Selain dapat menyebabkan penyakit Guillain Barre Syndrome (GBS), Infeksi Virus Zika yang terjadi pada Ibu Hamil diduga dapat menyebabkan terjadinya penyakit Mikrosefalus/Mikrosefali ketika bayi yang dikandungnya lahir.
Ibu hamil yang Infeksi Virus Zika dapat menularkan Virus tersebut ke bayi yang dikandungnya. Infeksi yang ditularkan Ibu ke bayi yang dikandungnya akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan otak atau bahkan bisa menyebabkan otak berhenti berkembang. Sehingga pada saat lahir kepala bayi akan terllihat lebih kecil dari kepala bayi yang normal atau yang lebih dikenal dengan istilah Mikrosefalus/Mikrosefali. Anak yang menderita Mikrosefalus/Mikrosefali biasanya akan mengalami komplikasi seperti : Perkembangan Menjadi Lambat (Bergerak atau Berbicara), Keterbelakangan Mental, Daya Tangkap Berkurang, Tubuh Berukuran Kecil, bahkan bisa juga Terjadi Kerusakan Otak. Namun tidak semua anak yang menderita Mikrosefalus/Mikrosefali mengalami komplikasi, ada beberapa anak yang menderita Mikrosefalus/Mikrosefali yang Kecerdasannya normal dan Berkembang seperti anak-anak yang normal.
Di Negara Brazil wabah Demam Zika terjadi tahun 2015 hingga saat ini, dan sebagian penderitanya adalah ibu hamil. Kasus terjadinya Mikrosefalus/Mikrosefali pada ibu hamil yang telah terinfeksi Virus Zika di Brazil sudah mencapai 3.893 kasus per Januari 2016. Selain itu Negara Colombia yang menempati urutan kedua, 25.645 orang telah terinfeksi Virus Zika dan sekitar 3.177 orang diantaranya adalah Ibu Hamil. Hingga saat ini pemerintah dari Negara Brazil, Colombia atau Negara-Negara lain yang telah terinfeksi Virus Zika menghimbau agar menunda kehamilan selam 6-12 bulan kedepan untuk menghindari risiko terjadinya Mikrosefalus/Mikrosefali.
Virus Zika menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes. Nyamuk jenis Aedes Aegypti untuk daerah tropis seperti Indonesia, Nyamuk jenis Aedes Africanus untuk negara di Benua Afrika, Nyamuk jenis Aedes Albopictus pada beberapa negara lainnya. Namun hingga saat ini beberapa negara telah menemukan beberapa cara Virus Zika menular selain melalui gigitan nyamuk. Virus Zika dapat menular melalui transfusi darah dengan penderita yang telah terinfeksi, kasus Virus Zika menular melalui transfusi darah ditemukan di Negara Brazil. Selain itu, Virus Zika juga dapat menular melalui Hubungan Seksual, kasus tersebut ditemukan pertama kali di Texas, Amerika Serikat. Bahkan Lembaga Penelitian Brazil menghimbau agar hati-hati dalam melakukan Ciuman karena Lembaga Penelitian telah melakukan tes genetik terhadap orang yang telah terinfeksi Virus Zika dan menemukan bahwa Virus Zika terdapat pada air liur dan urine penderita Infeksi Virus Zika.
Meskipun hubungan Virus Zika dengan Mikrosefalus/Mikrosefali masih diteliti lebih lanjut untuk menguatkan pernyataan tersebut, sebaiknya Anda mencegah penularan Virus Zika dengan Cara ;
Ibu hamil yang Infeksi Virus Zika dapat menularkan Virus tersebut ke bayi yang dikandungnya. Infeksi yang ditularkan Ibu ke bayi yang dikandungnya akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan otak atau bahkan bisa menyebabkan otak berhenti berkembang. Sehingga pada saat lahir kepala bayi akan terllihat lebih kecil dari kepala bayi yang normal atau yang lebih dikenal dengan istilah Mikrosefalus/Mikrosefali. Anak yang menderita Mikrosefalus/Mikrosefali biasanya akan mengalami komplikasi seperti : Perkembangan Menjadi Lambat (Bergerak atau Berbicara), Keterbelakangan Mental, Daya Tangkap Berkurang, Tubuh Berukuran Kecil, bahkan bisa juga Terjadi Kerusakan Otak. Namun tidak semua anak yang menderita Mikrosefalus/Mikrosefali mengalami komplikasi, ada beberapa anak yang menderita Mikrosefalus/Mikrosefali yang Kecerdasannya normal dan Berkembang seperti anak-anak yang normal.
Di Negara Brazil wabah Demam Zika terjadi tahun 2015 hingga saat ini, dan sebagian penderitanya adalah ibu hamil. Kasus terjadinya Mikrosefalus/Mikrosefali pada ibu hamil yang telah terinfeksi Virus Zika di Brazil sudah mencapai 3.893 kasus per Januari 2016. Selain itu Negara Colombia yang menempati urutan kedua, 25.645 orang telah terinfeksi Virus Zika dan sekitar 3.177 orang diantaranya adalah Ibu Hamil. Hingga saat ini pemerintah dari Negara Brazil, Colombia atau Negara-Negara lain yang telah terinfeksi Virus Zika menghimbau agar menunda kehamilan selam 6-12 bulan kedepan untuk menghindari risiko terjadinya Mikrosefalus/Mikrosefali.
Virus Zika menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes. Nyamuk jenis Aedes Aegypti untuk daerah tropis seperti Indonesia, Nyamuk jenis Aedes Africanus untuk negara di Benua Afrika, Nyamuk jenis Aedes Albopictus pada beberapa negara lainnya. Namun hingga saat ini beberapa negara telah menemukan beberapa cara Virus Zika menular selain melalui gigitan nyamuk. Virus Zika dapat menular melalui transfusi darah dengan penderita yang telah terinfeksi, kasus Virus Zika menular melalui transfusi darah ditemukan di Negara Brazil. Selain itu, Virus Zika juga dapat menular melalui Hubungan Seksual, kasus tersebut ditemukan pertama kali di Texas, Amerika Serikat. Bahkan Lembaga Penelitian Brazil menghimbau agar hati-hati dalam melakukan Ciuman karena Lembaga Penelitian telah melakukan tes genetik terhadap orang yang telah terinfeksi Virus Zika dan menemukan bahwa Virus Zika terdapat pada air liur dan urine penderita Infeksi Virus Zika.
Meskipun hubungan Virus Zika dengan Mikrosefalus/Mikrosefali masih diteliti lebih lanjut untuk menguatkan pernyataan tersebut, sebaiknya Anda mencegah penularan Virus Zika dengan Cara ;
- Menghindari Gigitan Nyamuk, Nyamuk Aedes aktif di siang hari. Jadi sebaiknya Anda jangan tidur disiang hari tanpa perlindungan terhadap Nyamuk. Perlindungan terhadap Nyamuk berupa penggunaan obat nyamuk, penggunaan lotion anti nyamuk dan tidur menggunakan kelambu.
- Melakukan pemberantasan terhadap sarang Nyamuk dengan cara melakukan 3M (Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan Air dan Mengubur barang-barang bekas yang tidak terpakai atau Mendaur ulang barang bekas yang masih bisa terpakai)
- Menjaga dan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh dengan cara menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi tinggi terutama makanan yang mengandung Vitamin C yang tinggi.
- Selain melakukan beberapa cara di atas, Pada wanita hamil harus melakukan perlindungan Extra terhadap gigitan nyamuk untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti : memakai pakaian lengan panjang untuk menutupi permukaan kulit dan memakai pakaian yang berwarna cerah.
- Mengindari transfusi darah, hubungan seksual dan berciuman dengan penderita Demam Zika.
Saat ini vaksin ataupun pengobatan terhadap Infeksi Virus Zika belum ditemukan. Pengobatan terhadap Infeksi Virus Zika lebih ditujukan untuk mengobati gejala-gejala dari infeksi tersebut. Apabila telah terinfeksi Virus Zika sebaiknya Anda melakukan hal-hal berikut :
- Beristirahat dengan cukup.
- Hindari terjadinya Dehidrasi dengan mengkonsumsi Air Putih secukupnya.
- Minum obat-obat yang dapat menurunkan demam dan mengurangi rasa nyeri. Jangan mengkonsumsi Aspirin dan sejenisnya.
- Berobat ke pelayanan kesehatan terdekat apabila gejala-gejala bertambah parah.
Semoga Bermanfaat.
EmoticonEmoticon